Sabtu, 18 Desember 2010
Minggu, 07 November 2010
Sabtu, 30 Oktober 2010
Identitas Diri
Nama : Sulistiyarini
Ttl : Klaten, 01 Desember 1985
NIM : 110 5122018
Prodi : S-I Akuntansi (UTY)
Mat.Kul : Aplikasi Teknologi Informasi (APTI)
Kamis, 28 Oktober 2010
Analisis Laporan Keuangan Perusahaan
A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang.Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Apalagi informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
- Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karier
- Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.
- Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.
- Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
- Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja
B. Macam Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Ø Laporan Keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan (J. Fred Weston & Thomas E. Copeland,1994: 24).
Ø Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
2. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan biasanya terdiri:
a. Neraca: laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu menunjukkan posisi keuangan (aktiva, utang dan modal) pada saat tertentu.
Tujuan neraca : menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender (misalnya pada tanggal 31 Desember 200x)
b. Laporan laba rugi: suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan,
c. berbagai biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu
d. Laporan saldo laba: menunjukkan perubahan laba ditahan selama periode tertentu.
e. Laporan arus kas: Menujukkan arus kas selama periode tertentu.
f. Catatan atas laporan keuangan: berisi rincian neraca dan laporan laba rugi, kebijakan akuntansi, dan lain sebagainya.
C. Analisa Rasio Keuangan
1. Jenis Analisis Rasio Keuangan
Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan.
a.Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :
· Perbandingan Internal (Time Series Analysis) yaitu membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.
· Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Approach) yaitu membandingkan rasio- rasio antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan atau membandingkannya dengan rasio rata-rata industri pada saat yang sama.
b. Jenis rasio laporan keuangan, biasanya dikelompokkan ke dalam empat kelompok rasio,
(R. Agus Sartono, 1998), yaitu :
1). Liquidity Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya.
Liquidity Ratio yang umum digunakan antara lain :
a). Current Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
b). Quick Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
2). Activity Ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya - sumber dayanya.
a). Receivable Turn Over
b). Periode Pengumpulan Piutang
d). Average days in inventory
e). Inventory turnover
f). Total Assets Turnover,3). Leverage Ratio yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang..Rasio -rasio ini antara lain :
a). Debt To Total Assets Ratio, yaitu rasio yang menghitung berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang.
b). Time Interest Earned Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar keuntungan dapat berkurang (turun) tanpa mengakibatkan adanya kesulitan keuangan karena perusahaan tidak mampu membayar bunga.
4). Profitability Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.
D. Evaluasi Rasio-rasio Keuangan
1. Liquidity Ratios
· Current ratio Naik Membaik
· Quick ratio Naik Membaik
· Cash ratio Naik Membaik
2. Leverage Ratios
· Debt to total assets ratio Naik Memburuk
· Debt to equity ratio Naik Memburuk
· Long-term debt to equity ratio Naik Memburuk
· Time interest earned ratio Naik Membaik
3. Activity Ratios
· Receivable turnover Naik Membaik
· Average collection period Naik Memburuk
· Inventory turnover Naik Membaik
· Average days in inventory Naik Memburuk
· Assets turnover Naik Membaik
4. Profitability Ratios
· Gross profit margin Naik Membaik
· Operating profit margin Naik Membaik
· Net profit margin Naik Membaik
· Return on assets Naik Membaik
· Return on equity Naik Membaik
5. Market Value Ratios
· Dividend payout ratio Naik Mambaik
· Dividend yield Naik Membaik
· Earning per-share Naik Membaik
· Price earning ratio Naik Memburuk
· Price book value Naik Memburuk
E. Analisis Break Even
1. Pengertian Analisis Break Even
Break even point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan di mana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel. Apabila penjualan hanya cukup menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita rugi. Dan sebaliknya akan memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.
2. Manfaat Analisis Break Even
Analisis break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai hal-hal sebagai berikut:
- Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian
- Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu
- Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi
- Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang akan diperoleh.
3. Jenis biaya berdasarkan konsep break even
a. Variable cost (biaya variabel)
Variable cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam baiya variabel secara total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
b. Fixed cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak berpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu (function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selam periode tertentu. Contoh sewa (rent), depresiasi, bunga, gaji. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
c. Semi Variable cost
Semi variable cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang akdang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong dalam jenis biaya ini misalnya : Sales expenses atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap untuk range atau volume tertantu, dan akan naik pada level yang lebih tinggi.
4. Keterbatasan analisis break even
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila biayabiaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya biaya dan harga jual akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu yaitu:
- Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu
- Variable cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
- Sales price per unit tidak berubah dalam periode tertentu
- Sales mix adalah konstan.
5. Margin of Safety
Margin of safety hubungannya dengan analisis break even yaitu untuk menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian.
(sumber : www.google.com)
Langganan:
Postingan (Atom)